Deskripsi Masalah:
Zakat, merupakan salah satu dari 5 (lima) kewajiban pokok (rukun) yang Allah wajibkan kepada umat Islam. Kesadaran umat Islam untuk menunaikan kewajiban zakat sebagai suatu perintah mutlak dari Allah, tidak hanya memiliki implementasi pahala bagi pelakunya (muzakki) akan lebih dari itu ketimpangan sistem sosial yang ada berupa kemiskinan dan serba ketidakberdayaan kaum dhuafa akan terjawab
Kenyataan itulah yang menggugah segenap komponen umat Islam, khususnya yang ada di Cirebon, yang terdiri dari berbagai kalangan: ulama, pengusaha, birokrat, kalangan profesi dan aktivis muda Islam untuk mencoba menggagas suatu kegiatan bincang peduli umat melalui acara yang diadakan pada pertengahan bulan Mei 2003.
Pada forum itu akhirnya tercapai suatu kesepakatan bahwa perlu dibentuknya suatu lembaga yang secara khusus bekerja menangani potensi Zakat, Infak,
Shodaqoh dan Wakaf (ZISWA) umat Islam. Maka pada tanggal 22 Juli 2003
dibentuklah Lembaga Amil Zakat Thoriqotul Jannah, berdasarkan Akta Notaris Hendra Harmen, SH. No. 3 dan Rekomendasi MUI Kota Cirebon No. 33/MUI-UX2003. Dan pada tahun 2004 legalitas dari Depkehham RI melalui keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia N0. C-354 HT.01.02 TH.2004. 34
Pengentasan keterpurukan hidup kaum dhuafa menjadi ruh yang menjiwai
Zakat Center Thoriqotul Jannah sejak awal dirintisnya, meningkatkan nilai guna ZISWA melalui program peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan ekonomi produktif menjadi prioritas prestasi yang ditekankan oleh lembaga ini, disamping fungsi karitas sosial yang tetap dicanangkan.
Dalam penyaluran dana zakatnya, sistem penyaluran dana zakat yang dilakukan oleh Zakat Center Thoriqotul Jannah adalah dengan membentuk program- program yang ada di Zakat Center, diantara program yang ada di Zakat Center ialah Bidang Ekonomi, Dalam bidang ini salah satu yang program yang dikembangkan oleh Zakat Center adalah system penyaluran dana zakat yang mempunyai efek jangka panjang bagi penerima zakat (mustahik), penyaluran dana zakat produktif ini dilakukan dalam rangka mewujudkan salah satu tujuan di syari’atkannya zakat.
Zakat center akan terus mengarahkan dan memprioritaskan penyaluran bantuannya untuk penyelenggaraan program-program produktif, walaupun penyaluran bantuan yang sifatnya konsumtif pun tidak serta dihentikan sama sekali. Kebijakan ini Zakat Center lakukan sebagai wujud dari upaya Zakat Center memberikan kontribusi bagi pengentasan kemiskinan. Kemiskinan harus diatasi dengan kemandirian. Karena Zakat Center ingin bangsa ini mandiri dan produktif khusunya daerah Cirebon dan sekitarnya. Oleh karenanya, Zakat Center berharap dengan pemberian “kail atau pancing” berupa modal usaha ini, mustahik penerima bantuan menjadi produktif dan akan mendapatkan penghasilkan dari keringatnya sendiri. Mudah-mudahan dengan usaha yang dilakukan, mereka bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya dengan tangannya sendiri.
Dalam program Zakat Center ini, para penerima bantuan modal usaha kecil
(mustahik binaan) ini, secara berkala harus mengikuti pembinaan rutin, baik pembinaan ekonomi maupun mental spiritual yang dilakukan 1 (satu) bulan sekali oleh Zakat Center. Hal ini dalam rangka mendampingi, memotivasi dan mengarahkan mereka agar berhasil dalam usahanya dengan kerja keras mereka. Pembinaan ini biasanya dimulai dari jam 08.00-12.00 bertempat di MA Salafiyah kanggraksan. Setiap mustahik yang datang dalam pembinaan rutin akan diberikan berupa uang transport sebesar Rp.15.000,00 / orang dan berupa konsumsi.
Zakat center mengharapkan dengan pemberian pendampingan dan pembinaan secara terus-menerus, beberapa waktu yang akan datang karena usahanya yang berkembang, bisa merubah dari penerima dana zakat (mustahik) menjadi pemberi dana zakat (muzaki) bisa benar-benar terwujud.
Seperti dalam wawancara dengan bapak Rahmat Hidayat seorang pedagang sembako di daerah Lebak Karang Sari-Weru yang mendapatkan bantuan modal usaha, beliau mengatakan “Setelah menjadi mitra binaan Zakat Center, aku merasa bahwa hidupku mengalami banyak perubahan. Motivasi yang selalu diberikan oleh trainer-trainer Zakat Center ketika pembinaan rutin bulanan, menjadikanku lebih tambah semangat untuk merubah hidup menjadi lebih berarti, selain itu aku harusbisa menjadi padagang yang sukses. Aku ingin hidup mandiri, hingga bisa membantu orang-orang yang masih membutuhkan pertolongan. Dulu aku dibantu oleh Zakat Center, tetapi kelak aku harus bisa menjadi orang yang memberi”, tegasnya.
Zakat center pun mencoba untuk mempermudah pengajuan bantuan bagi dhuafa yng membutuhkan tambahan modal usaha. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah: 36
1) Dhuafa
2) Usaha sudah berjalan minimal selama 6 bulan
3) Batas usia max.40 tahun
4) Foto copy KTP Suami-Istri
5) Foto copy Kartu Keluarga
6) Pas photo ukuran 3 x 4 , 2 lembar
7) Surat Keterangan DKM / Mushola
8) Map berwarna kuning
Kalau memenuhi persyaratan tersebut, para pedagang kecil bisa mengambil formulir permohonan bantuan yang telah disediakan oleh Zakat Center. Ketika pengajuan sudah diterima, maka Zakat Center akan mensurvey langsung kerumahnya. Baru kemudian Zakat Center akan menentukan apakah layak atau tidak menerima bantuan tersebut.
Bentuk pemberian modal usaha ini berupa uang atau peralatan yang diperlukan. Dan bantuan modal usaha ini berupa hibah (Cuma-Cuma) bukan pinjaman karena memang itu adalah hak mereka sebagai dhuafa. Dana yang disalurkan untuk modal usaha mulai dari Rp.200.000,00 – Rp.500.000,00 / orang. Dan harus selalu mengikuti pembinaan rutin. Dalam pembinaan dan pendampingan ini mereka diarahkan dan harus selalu bersedekah setiap hari mau mulai usaha dan juga menabung walaupun tidak harus dalam jumlah besar. Untuk tempat mereka infak dan menabung Zakat Center menyediakan berupa kotak amal. Satu kotak amal bisa untuk infak dan tabungan karena kotak amal itu dibuat untuk 2 fungsi.
Kotak amal tersebut harus dibawa pada saat pembinaan rutin. Karena tabungan dan infak tersebut akan dititipkan ke Zakat Center. Hasil uang infak dari para mustahik akan digulirkan untuk membantu mustahik lain yang membutuhkannya, sedangkan uang tabungan mereka tabungkan ke Zakat Center dan setiap waktu bisa mereka ambil untuk keperluan mereka sendiri.
Ada pun pemberian modal usaha yang berupa Qardhul Hasan bukan hibah. Yang berupa Qardhul Hasan ini untuk mereka yang pernah mendapatkan bantuan modal usaha, tetapi usaha mereka tidak berjalan atau gagal dan ingin mengajukan bantuan modal usaha untuk yang ke-2 kalinya. Dan syaratnya adalah harus mengembalikan dana pinjaman tersebut selama 6 bulan karena dana itu untuk digulirkan, dan juga harus selalu mengikuti pembinaan rutin selama 6 bulan juga, dengan harapan usaha yang akan dijalankan lagi ini bisa berkembang.
Pertimbangan:
.1 Zakat center memberikan Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon mustahik binaan
.2 Dalam program Zakat Center ini, para penerima bantuan modal usaha kecil (mustahik binaan) ini, secara berkala harus mengikuti pembinaan rutin
.3 Para penerima bantuan modal usaha kecil (mustahik binaan) harus selalu bersedekah setiap hari mau mulai usaha dan juga menabung di kotak amal yang disediakan oleh Zakat Center
Pertanyaan:
.1 Bagaimana pandangan fiqih dalam menyikapi zakat produktif sesuai deskripsi di atas..?
Jawaban:
Memandang bentuk pemberian zakat sebagaimana dalam deskripsi, diperbolehkan jika status dari Zakat Center adalah amil.
Jika status Zakat Center adalah bukan amil diperbolehkan selama sudah mendapat izin dari mustahiq zakat
Catatan :
.1 Penyebaran yang tidak merata dapat dibenarkan dengan mengikuti salah satu pendapat dalam Mazhab Syafii.
.2 Persyaratan yang diberlakukan oleh zakat center tidak dimaksudkan untuk membatasi atau menghalangi hak-hak masyarakat miskin akan tetapi Zakat center tujuannya adalah memberikan pendampingan bagi Masyarakat miskin agar dapat lebih aktif dalam memberi zakat Pendampingan ini tidak hanya mencakup distribusi zakat, tetapi juga memberikan edukasi dan dukungan agar masyrarakat miskin dapat mengelola bantuan yang diterima dengan baik.
.3 Pemberian dalam bentuk Qardlu Hasan bagi penerima tertentu, harus diambilkan dari dana infaq, bukan harta Zakat.
Referensi |
& حاشية الجمل على شرح المنهج) 4/ 104 ( )ويعطي فقيرا ومسكينا( إذا لم يحسنا الكسب بحرفة ولا تجارة )كفاية عمر غالب فيشتريان به( أي بما أعطياه )عقارا يستغلانه( بأن يشتري كل منهما به عقارا يستغله ويستغني به عن الزكاة وظاهر أن للإمام أن يشتري له ذلك كما في الغازي ومن يحسن الكسب بحرفة يعطى ما يشتري به آلاتها أو بتجارة يعطى ما يشتري به مما يحسن التجارة فيه ما يفي ربحه بكفايته غالبا فالبقلي يكتفي بخمسة |
دراهم والباقلائي بعشرة والفاكهي بعشرين والخباز بخمسين والبقال بمائة والعطار بألف والبزاز بألفين والصيرفي بخمسة آلاف والجوهري بعشرة آلاف
)قوله: ويعطي فقيرا ومسكينا( ليس المراد أنهما يعطيان نقدا يكفيهما تلك المدة لتعذر ه بل ثمن ما يكفيهما دخله كما في شرح م ر فلذلك قال فيشتريان به عقارا انتهى )قوله كفاية عمر غالب وهو ستون سنة( أي ما بقي منه ولو دون سنة، فإن جاوزه أعطي كفاية سنة بسنة كما في شرح م ر )قوله: كفاية عمر غالب( بيان لأكثر ما يعطي فلا ينافي جواز إعطائه أقل متمول كما هو مصرح به فيما يأتي اه. شوبر ي وقال ز ي هذا بالنسبة للإمام أما بالنسبة للمالك فيجوز له أن يعطي أقل شيء اه.
)قوله: كفاية عمر غالب( أي وأما الزوجة إذا لم يكفها نفقة زوجها ومن له قريب تجب نفقته عليه فينبغي أن يعطوا كفاية يوم بيوم؛ لأنهم يتوقعون كل وقت ما يدفع حاجاتهم من توسعة زوج المرأة عليها إما بتيسر مال أو غير ه ومن كفاية قريب اه. ع ش على م ر )قوله: فيشتريان به عقارا( ، فإن اشتريا به غير عقار لم يحل ولم يصح كذا نقل عن شرح شيخنا كابن حجر اه. ح ل وقوله كذا نقل عن شرح شيخنا إلخ هذا الحكم ليس في الشرحين المذكورين وإنما الذي فيهما حكم آخر هو أن الفقير إذا اشتر ى العقار لا يحل له ولا يصح إخراجه عن ملكه. وعبارة شيخه ومثله حج والأقر ب أن للإمام أن يلزمه بالشراء وعدم إخراجه عن ملكه لما في ذلك من المصلحة العامة فلم ينظر لما فيه من إخبار الرشيد وحينئذ ليس له إخراجه فلا يحل ولا يصح فيما يظهر اه. وقوله وحينئذ ليس له إخراجه مفهومه أنه لو لم يلزمه بعدم الإخراج حل وصح الإخراج وإن تكرر ذلك منه اه. م ر اه. سم على حج وصريحه أن مجرد الأمر بالشراء لا يقتضي المنع من الإخراج وقد يتوقف فيه فيقال مجرد الأمر بالشراء منزل منزلة الإلزام اه. ع ش عليه )قوله: عقارا يستغله( أي أو نحو ماشية إن كان من أهلها اه. حج اه. ع ش على م ر )قوله: وظاهر أن للإمام أن يشتر ي له ذلك كما في الغاز ي( ظاهره ولو قبل أن يقبضه الزكاة ووجهه أن الإمام نائبه في قبضها ويبرأ المالك بقبض الإمام بخلاف المالك فالظاهر أنه ليس له أن يشتر ي له قبل إقباضه ثم رأيت كلاما لشيخنا في شرح المنهاج فراجعه وتأمله اه. سم.
)قوله ومن يحسن الكسب بحرفة إلخ( ولو أحسن أكثر من حرفة والكل تكفيه أعطي ثمنا أو رأس مال الأدنى، وإن كفا ه بعضها فق ط أعطي له، وإن لم تكفه الواحدة منها أعطي الواحدة وزيد له بشراء عقار يتمم دخله بقية كفايته فيما يظهر اه. شرح م ر )قوله: ما يشتر ي به( ما مفعول ثان ليعطي والأول مستتر فيه عائد على من وقوله ما يفي مفعول يشتر ي وقوله مما يحسن بيان له قدم عليه اه.
شيخنا )قوله فالبقلي إلخ( وظاهر كما قال شيخنا أن ذلك على التقريب
- حاشية البجيرمي على شرح المنهج = التجريد لنفع العبيد) 3/ 314 )
)ويعطى فقير ومسكين( إذا لم يحسنا الكسب بحرفة ولا تجارة )كفاية عمر غالب فيشتريان به( أي:
بما أعطياه )عقارا يستغلانه( بأن يشتري كل منهما به عقارا يستغله، ويستغني به عن الزكاة .وظاهرأن للإمام أن يشتري له ذلك، كما في الغازي. ومن يحسن الكسب بحرفة يعطى ما يشتري به آلاتها، أو بتجارة يعطى ما يشتري به مما يحسن التجارة فيه ما يفي ربحه بكفايته غالبا،