📄 LAPORAN HASIL SURVEI UMKM
1. Identitas UMKM
Nama Pemilik UMKM: Hefi Oktavia
Nama Usaha: Peternakan sapi perah
Alamat: dusun pabyongan
Jenis Usaha: peternakan
Tahun Berdiri: 2000an
2. Informasi Operasional
Jam Operasional: kegiatan sehari” (khusus untuk pengambilan susu dilakukan 2x sehari pada pukul 03.00 dan pukul 12.00 )Wilayah Pemasaran: ada pengepul sendiri
Media Promosi: tanpa media promosi
Metode Penjualan: offline
3. Kendala yang Dihadapi:
PMK dan manastisi
4. Jumlah karyawan:
10 orang
5. Jenis sapi : FH dan FH blesteran
Dari segi perawatan kebersihan ternak, Bu hefi menerapkan 2x sehari untuk membersihkan kandang dan ternak. Tepat dilakukan sebelum melakukan pemerasan di pagi dan siang hari. Perawatan kebersihan ini merupakan salah satu hal terpenting dalam menjaga kualitas susu yang dihasilkan tiap harinya. Beliau tidak dapat mengambil resiko apabila kandang kurang bersih dan kualitas susu nya menjadi menurun. Bu hefi selalu mengutamakan kualitas susu yang dihasilkan dari kandang.
Beberapa waktu yang lalu sempat terjadi wabah PMK yang menjadi musuh dari peternak sapi. Banyak peternak yang mengalami kerugian karena sapi mereka ada yang mati karena virus PMK. Yang saya salut dari bu hefi ini, beliau tidak pernah meremehkan hal ini. Di awal” beberapa peternak lebih memilih berpikir positif “sapi saya pasti baik baik saja”. Akan tetapi bu hefi tidak berpikir seperti itu, beliau tanggap ketika ada informasi virus pmk yang mulai menjadi wabah. Beliau langsung memberikan vaksin ke setiap sapi yang ada dikandang. Tidak cuma vaksin yang diberikan bu hefi, beliau juga meramu rempah” untuk menjaga kesehatan sapi” yang ada di kandang. Selain memperhatikan ternak, bu hefi sangat memperhatikan kondisi karyawan nya dengan cara sebelum masuk kandang harus di semprot disinfektan. Karena setalah dipelajari ternyata penularan ini juga dapat ditularkan oleh di pengelola kandang. Setiap hari, setiap saat sebelum masuk kandang, semua orang harus di semprot dulu. Alhasil sesuai dengan angan” bu hefi di awal, tidak ada satu pun sapi yang mati karena virus ini. Ini menjadi sebuah pencapaian beliau karena sapi dengan jumlah 50 ekor yang terbilang sangat banyak tidak ada satu pun yang mati. Berbeda dengan peternak” lain disekitar, yang walaupun mempunyai total ternak yang jauh lebih sedikit tetap mengalami kerugian dalam hal berkurangnya jumlah sapi yang di kandang.
Kesimpulan
Dari hasil observasi kami menyimpulkan bahwa peternakan sapi perah di daerah dataran tinggi dengan suhu yang cukup rendah memiliki potensi yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai peternakan sapi perah.
Pada kesempatan kali ini kami mengunjungi sebuah peternakan sapi perah yang di miliki oleh Bu Hefi Oktavia selaku pemilik serta pengelola daripada usaha ini. Bu Hefi mempunyai usaha ini terbilang sudah sangat lama di awal tahun 2000an beliau sudah memulai peternakan sapi perah. Dari jumlah yang sedikit hingga sekarang jumlah sapi perah yang ada dikandang, total ada kurang lebih 50 ekor.
Sistem pemeliharaan dari bu hefi sendiri dimulai dari pagi hari susu diperas dan diberi pakan setelahnya. Pemberian pakan pakan dilakukan dengan menggunakan cooper khusus untuk pakan ternak dengan tujuan memudahkan dalam pencampuran dengan sentrat. Membutuhkan pakan (rumput) sekitar 100 sak untuk 20 hari, dan harga per 50kg diharga 200rb. Dalam campuran pakan (rumput) yaitu sentrat, membutuhakan sekitar 150kg sentrat untuk satu minggu. Bu hefi sendiri tidak 100 persen pakan rumputnya beli di orang, akan tetapi beliau mempunyai ladang yang berada tepat di belakang kandang sapi nya, jadi beliau memanfaatkan kotoran ternak sabagai pupuk alami untuk ladang rumput yang ada diladang. Dapat dikatakan beliau dapat memangkas faktor produksi dengan memanfaatkan kotoran untuk pupuk alami di ladangnya.
Setiap hari, rata” susu yang dapat diproduksi dari satu ekor sapi yaitu maksimal 5-15 liter. Dan harga susu per liter dari bu Hefi berkisar di harga 9rb – 10rb tergantung harga pasar.